Jati diri bangsa merupakan suatu hal yang berkaitan dengan identitas atau ciri khas yang telah mendarah daging dan bersatu di jiwa suatu bangsa. Dulu nama bangsa Indonesia menggema ketenarannya di dunia. Gaung bukanlah masalah kecanggihan dan kemajuan negara. Melainkan dunia mengakui bahwa Indonesia merupakan bangsa yang lugu, santun, dan berbudaya luhur. Hal itu memang jati diri bangsa Indonesia, yang berasal dari pola perilaku masyarakat. Sehingga, melahirkan berbagai nilai kebaikan dan kebudayaan yang mampu mencuri perhatian mata dunia.
Degradasi jati diri bangsa ini dapat dilihat dari perilaku generasi yang semakin bobrok. Misalnya mengenai pendidikan. Dulu untuk mendapatkan suatu pendidikan, orang kesulitan dan rela untuk bekerja keras. Prasarana dan sarana pendidikan minim, tempat pendidikan jauh dari tempat tinggal, dan akses untuk ke tempat pendidikan pun memprihatinkan. Hal itu tetap mereka lakukan hanya untuk satu tujuan, yaitu demi bisa mendapatkan suatu ilmu pendidikan. Dan berkat kesulitan itulah, kebanyakan dari mereka bisa sukses. Setelah sukses, mereka tidak mengabaikan begitu saja kenangan masa lalu. Mereka berusaha untuk membantu orang lain untuk bisa mendapatkan sesuatu yang lebih berharga. Misalnya mau memikirkan pembenahan kemiskinan. Hal itu dilakukan pastilah karena pernah mengerti tentang apa dan bagaimana menjadi orang kecil.
Jika Pancasila masih dijunjung tinggi dan nilai-nilai diterapkan dalam kehidupan, maka sudah bisa dipastikan akan adanya kemakmuran dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Dan jika sebaliknya, sudah tentu dan tak akan lama lagi, bangsa Indonesia akan mengalami stagnasi atau justru menjadi degradasi di segala aspek, baik individu, kelompok, berbangsa dan bernegara. Yang mengakibatkan adanya kehancuran untuk bangsa Indonesia.
Saat ini, banyak juga tawuran dan pertikaian. Baik yang dilakukan individu maupun kelompok, pelajar atau pun antar desa (wilayah). Dan yang paling parah adalah pejabat negara pun saling bentrok dalam persidangan. Padahal, bisa dikatakan bahwa pejabat negara (wakil rakyat) merupakan penggambaran suatu bangsa secara umum.
Sebagai abdi masyarakat, hal ini tentu sangat disayangkan sekali. Karena mereka adalah salah figur masyarakat yang menjadi contoh bagi masyarakat. Selain itu, banyak organisasi masyarakat yang mengatasnamakan agama yang bertindak sewenang-wenang dan dengan jalan kekerasan. Padahal, agama itu mengajarkan untuk adanya saling toleransi dan menciptakan suatu perdamaian umat.
Tentunya, hal itu bukanlah kemauan dari bangsa Indonesia. Untuk itu, sebagai bangsa yang mempunyai pandangan hidup dan ideologi yang berlandaskan Pancasila. Jangan sampai memandang Pancasila dengan sebelah mata, bahkan meninggal nilai-nilai yang terdapat di dalamnya. Untuk mengetahui nilai-nilai Pancasila, tentunya harus memahami secara komprehensif. Karena, sila-sila yang di dalam Pancasila, bukan suatu sila yang berdiri sendiri. Melainkan, suatu sila-sila yang memiliki nilai keterkaitan satu sama lain.
Demi terwujudnya tujuan dan cita-cita bangsa Indonesia yang sesuai dengan UUD 19945 alenia 4, marilah bersama sama mengali dan menguatkan nilai-nilai yang ada, serta merealisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Karena, Pancasila merupakan hasil pokok dari refleksi jati diri bangsa Indonesia. Jangan sampai jati diri itu hilang, yang akan mengarahkan ke lingkaran setan dan jurang-jurang kemungkaran di Indonesia. Dan semoga akan adanya perubahan secara cepat dan signifikan. Sehingga, jati diri bangsa Indonesia akan selalu melekat di masyarakat. Insya Allah. Amin (Akhlanudin)