Alhamdulillah, kebersamaan, kepedulian, dan rasa ingin menghibur sahibul musibah (keluarga besar almarhum Prof. Dr. H. Abdul Madjid Latief) diwujudkan oleh Keluarga Besar Uhamka, ada Dosen, Karyawan, dan Mahasiswa. Hadir dalam kesempatan ini, Ketua Lembaga AIKA Uhamka, Dr. M. Dwi Fajri, M. Ag. Mewakili Pimpinan Uhamka, Ustad Totong Heri, M. Ag., Dr. Denhas, M. Hum., dan Mushodik, M. Pd. mewakili dosen Uhamka, Khadirin dan Um Jedi mewakili karyawan, serta mahasiswa dan mahasiswi dari Rusunawa. Diawali dengan pembacaan qalam illahi oleh sdr. Rafli yang membacakan Surat Albaqoroh ayat 102-107 sangat tepat untuk mengingatkan kepada yg hadir, bahwa kita diciptakan dan akan kembali kepada sang Khalik jika ajal itu tiba. Selanjutnya Ketua Lembaga AIKA, dalam kesempatan itu menyatakan, bahwa keluarga besar Uhamka telah kehilangan seorang ayah, guru, dan inspirator bagi para junior dan dosen Uhamka yg lebih muda. Keikhlasan, kerendahan hati dan ketawadduan beliau senantiasa selalu terpancar dalam jiwanya yg tenang, mengayomi dan membuat hati ini sejuk, jika Beliau sudah memberi petuah.
“Ketekunan, kepasrahan dan keuletan Beliau yang membawa sukses sampai menjadi Guru Besar di Uhamka”. Lanjut Ustad Fajri.
Sementara itu Ustad Totong Heri, M. Ag. dengan kekhasannya tampil sebagai pemberi tausiah yang kedua. Unik memang, tetapi sangat simpatik, tuan rumah menyiapkan ustad untuk tausiah, Uhamka juga tidak kalah set, sudah mempersiapkan Ustad kondang. Bahkan Pewara (MC) dadakan juga sudah dipersiapkan, walaupun gagal tampil. Karena tuan rumah sudah mempersiapkan MC terlebih dahulu. Diawali dgn ingatan kepada kita, bahwa orang yang menebarkan salam dan menjawab salam akan ditempatkan oleh Allah swt di suatu tempat yang belum pernah kita temukan di dunia. Sajian yg dikemas secara apik dan menarik ini membuat pendengar tak bergeming dari tempat duduknya.
” dua hal yang harus diingat adalah belum ada satu teknologi yg canggih dari negara manapun, yang mampu meneropong alam sesudah kematian. Kedua jangan menjadikan Al-Quran hanya sebagai pajangan belaka” Tandas Ustad Totong.
Al-Quran hendaknya dibaca, dibaca dan dibaca setiap hari. Minimal membaca Alfatihah saja selama 17 kali dalam sehari, ini sudah membuktikan bahwa kita sudah “iqro”. Intinya adalah kita telah membaca Al-Quran dalam sholat lima waktu yang wajib dilaksanakan oleh kaum muslimin dan muslimat.
Diakhir amanahnya, Ustad Totong mengingatkan kepada yang hadir bahwa orang yang rajin membaca Al-Quran akan menyelamatkan dirinya dari siksa api neraka, dan semakin dekat dan dicintai oleh Allah swt.
Rangkaian demi rangkaian acara selesai sesuai rencana, diakhiri dengan doa penutup, delegasi Uhamka undur diri dan pamit kepada adik almarhum (H. Jamil Latief, M. Pd.) dan istri serta keluarga almarhum. Semoga kedatangan delegasi Uhamka turut menghibur sahibul musibah Hanya memerlukan waktu 30 menit. Kami sudah tiba kembali di FKIP. Semoga kegiatan delegasi Uhamka ini, mendapat keberkahan dan ganjaran setimpal dari Allah swt. Aamin Ya Robbal Aalamiin. Diceritakan langsung oleh Kang Denhas
