Ketua Umum (ketum) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Najih Prastiyo menuturkan, ditunjuknya Nadiem Makarim sebagai menteri pendidikan dan kebudayaan (mendikbud) tidak disangka-sangka sebelumnya. Publik tidak pernah terpikirkan, Nadiem menjabat mendikbud, karena berlatar belakang pengusaha.
“Nadiem menjadi trending topic perbincangan masyarakat Indonesia. Banyak pihak yang menilai secara sinis, sebelum melihat program dan kinerjanya dalam pemajuan pendidikan di Indonesia. Masyarakat dan para elite negara sebaiknya tidak menghakimi seorang menteri sebelum mendengarkan dan melihat kinerjanya secara pasti,” tegas Najih.
Hal itu disampaikan Najih dalam keterangan Minggu (27/10/2019). Tidak perlu menyesali pilihan presiden atas Nadiem Makarim menjadi mendikbud. Sebaiknya bangsa Indonesia memberikan pandangan positif, jika tidak sesuai dengan ekspektasi masyarakat secara umum sebaiknya menyuarakan dengan cara-cara yang santun, tanpa perlu menghakimi,” kata Najih.
Najih berharap warga Muhammadiyah agar tetap sabar dan terus membantu peran mencerdaskan kehidupan bangsa dengan amal usaha pendidikan yang jumlahnya ribuan. Menurut Najih, warga Muhammadiyah tidak perlu berpikir untuk menguasai atau memperoleh posisi menteri bidang pendidikan.
“Sebagaimana ayahanda Haedar Nahsir (Ketum PP Muhammadiyah) ungkapkan, beri kesempatan dan Muhammadiyah akan terus berbuat yang terbaik untuk negara,” ungkap Najih.
Najih juga menyoroti pernyataan Wakil Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah Fahmi Salim. Fahmi menyebut Muhammadiyah kecewa atas dipilihnya Nadiem. Najih menegaskan, pendapat Fahmi tersebut jelas tidak mewakili suara Muhammadiyah secara umum.
“Saya kita itu resmi pendapat pribadinya, karena seyogianya Muhammadiyah juga tidak punya hak untuk kecewa kepada presiden. Mari kita dukung sepenuhnya kabinet baru yang dibentuk oleh Presiden Joko Widodo. Semoga kita dapat mengedepankan budaya saling merangkul dan berkontribusi nyata untuk bangsa dan negara,” pungkas Najih.
Sumber: Suara Pembaruan
Editot : Akhlanudin