Kota Jakarta tepat hari ini, Senin 22 Juni 2020 merayakan hari ulang tahun yang ke-493. Ibu Kota dari Indonesia itu lahir pada 22 Juni 1527.
Hari jadi Jakarta diprakarsai oleh Sudiro. Ia merupakan Wali kota Jakarta periode 1953-1958. Saat itu, ia merasa perlu untuk memeringati hari ulang tahun Jakarta, namun berbeda dengan berdirinya Batavia, atau nama Jakarta dulu.
Dia menduga bahwa 22 Juni 1527 adalah hari yang paling dekat pada kenyataan dibangunnya Kota Jayakarta oleh Fatahillah. Naskah tersebut kemudian diserahkan oleh Sudiro kepada Dewan Perwakilan Kota Sementara untuk dibahas, yang kemudian langsung bersidang dan menetapkan bahwa 22 Juni 1527 sebagai berdirinya Kota Jakarta.
Tepat pada 22 Juni 1956, Sudiro mengajukannya dengan resmi pada sidang pleno dan usulnya itu diterima dengan suara bulat. Selanjutnya, sejak saat itu, tiap 22 Juni diadakan sidang istimewa DPRD Kota Jakarta sebagai tradisi memperingati berdirinya Kota Jakarta.
UHAMKA sendiri sangat mengapresiasi atas budaya Betawi yang merupakan penduduk asli kota Jakarta dengan membentuk Pusat Studi Budaya Betawi
Rektor Uhamka Gunawan Suryoputro mengatakan, Pusat Studi Budaya Betawi merupakan pelaksanaan kewajiban Uhamka yakni menjalankan catur darma Perguruan Tinggi, khususnya terkait pemdidikan dan pengabdian masyarakat.
“Pusat studi budaya Betawi kita ini merupakan kewajiban bagi UHAMKA yaitu menjalankan catur darma Perguruan Tinggi, jadi ini harus dilakukan UHAMKA. UHAMKA sepenuhnya akan mendukung mensuport ini,” kata Gunawan
Pada saat peresmian pusat studi Budaya UHAMKA (17/11-2019), Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam pidato kebudayaannya memaparkan soal urbanisasi masyarakat Betawi yang semakin besar dan peran sertanya terhadap budaya Betawi kedepannya. “Pesan saya terkait urbanisasi ini masyarakat Betawi dengan setting urbanisasi yang makin besar seperti apa perannya ke depan apa yang akan terjadi kepada budaya Betawi ketika kota-kota mengalami transformasi akibat migrasi luar biasa dan olah kerja di dalam perkotaan mengalami transformasi luar biasa. Proses transformasi yang menentukan pola perilaku itu terjadi di Jakarta,” ujar Anies.
Anies berharap Pusat Studi Budaya Betawi Uhamka dapat secara serius memasukkan unsur rapid urbanisation sebagai bagian dari kajian bahwa masyarakat betawi masyarakat yang tumbuh besar di urban. “Saya berharap Pusat Studi ini secara serius memasukkan unsur rapid urbanisation atau urbanisasi yang amat intensif sebagai bagian dari kajian bahwa masyarakat betawi adalah masyarakat yang tumbuh besarnya di urban ini bukan masyarakat yang tumbuh besarnya di plural,” pungkasnya.