Film pendek berjudul “Persen-an” karya tim yang dipimpin Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik (FISIP), Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Novin Farid Setyo Wibowo berhasil membawa pulang juara ketiga kategori Ide Cerita Terbaik di ajang Anti Corruption Film Festival 2021 (ACFFEST) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Sabtu (4/12).
Berperan sebagai produser dan penulis skenario, ide cerita yang ditulisnya berhasil mengalahkan 424 proposal ide cerita yang masuk di panitia ACFFEST.
Film “Persen-an” sendiri bercerita tentang dua orang filmmaker, yaitu Ocir dan Jon. Keduanya terjebak dalam lingkaran korupsi karena mendapatkan proyek dari pemerintah lokal. Korupsi yang dilakukan berupa persenan atau potongan yang dilakukan oleh para pejabat lokal.
Melalui bendera Raya Media Creative, Novin menggandeng dosen, alumni dan mahasiswa Ikom UMM dalam pembuatan film. Beberapa di antaranya yaitu Rahadi yang berperan sebagai Pak Bowo, Lukman Hakim sebagai sutradara.
Kemudian Bhekti Setyowibowo sebagai Pak Karyo, makelar proyek dan alumni Ikom, Grise Febrianto yang memerankan Jon, si film maker.
Dalam cerita ini pemotongan yang dilakukan sangat mengganggu proses produksi. Sebab itu menyebabkan hasil karya film yang dihasilkan menjadi turun kualitasnya. Hal ini akibat banyaknya pengurangan dana di banyak sisi karena banyak pejabat yang minta komisi.
Persenan ini dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sendiri artinya hadiah atau pemberian. Hal ini berarti film ini mengangkat fenomena di pemerintahan yang menerapkan potongan sejumlah beberapa persen dana sehingga mengurangi jumlah uang proyek yang sudah diterima.
“Film yang dihasilkan dalam ACFFEST nantinya akan dijadikan sebagai media untuk sosialisasi KPK,” jelas Novin.
Film karya Novin ini berhasil melalui seleksi 40 besar hingga penjaringan menjadi 20 besar. Dalam ajang ini, Novin bersaing dengan sutradara kawakan Indonesia, Kamila Andini.
Dari 20 proposal dipersempit lagi menjadi 10 karya. Kemudian sepuluh karya tersebut didanai masing-masing 30 juta per karya.
“Alhamdulillah ‘Persen-an’ lolos didananai dan dimentori untuk kemudian diwujudkan dalam sebuah produksi,” ungkapnya lewat keterangan tertulis, Rabu (8/12).