Cendekiawan Muslim Ahmad Syafii Maarif menyarankan pemerintah Indonesia bersikap normatif dan bertindak yang wajar menyikapi invasi Rusia terhadap Ukraina. Pria yang karib disapa Buya Syafii itu menyebut posisi Indonesia saat ini lemah dan sulit.


“Bebas aktif aja lah sudah, bertindak yang normatif saja. Indonesia ini kan lemah posisinya,” kata Buya Syafii di kediamannya, Gamping, Sleman, Jumat (25/2).

Mantan Ketua Umum Pengurus Pusat Muhammadiyah itu berpendapat Indonesia tak bisa berbuat banyak dalam konflik ini. Meski negara besar, katanya, Indonesia juga memiliki utang yang besar.

Ya bertindak wajar-wajar aja lah sudah. Indonesia ini kan susah sekarang, negara besar tapi kan kita utang uang begitu besar, ya jadi ya udahlah ini negeri kita,” ujar Buya Syafii.

Anggota Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) meyakini perang antara Rusia dan Ukraina ini cukup pelik dan melibatkan negara-negara kuat yang memiliki kepentingan di baliknya, termasuk Amerika Serikat.

“Amerika berkepentingan di situ, Rusia berkepentingan di situ, dan sesungguhnya kan ada persoalan apa sebenarnya, ada pipa gas (Nord Stream 2) di Rusia lewat itu, lewat Ukraina untuk ke Jerman,” ujarnya.

“Sebenarnya Jerman mau berbaik-baik sebenarnya dengan Rusia masalah gas ini tapi kemudian Amerika juga enggak setuju itu. Ini kompleks sekali,” kata Buya Syafii menambahkan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebelumnya menyerukan agar menghentikan perang saat konflik bersenjata pecah antara Rusia dan Ukraina. Namun, Jokowi tak menyebut secara gamblang pernyataan yang diungkapkan lewat akun twitter, @jokowi.

“Setop perang. Perang itu menyengsarakan umat manusia, dan membahayakan dunia,” tulis Jokowi melalui akun Twitter resminya, Kamis (24/2).

Sumber : cnnindonesia/dengan penyuntingan

Leave a Reply