Pimpinan Pusat Muhammadiyah menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerja sama bidang pendidikan tinggi dan teknologi digital dengan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Tokyo, Jumat (1/4).
Tanda tangan dilakukan secara teleconference daring dari Kantor PP Muhammadiyah di Yogyakarta dan kantor KBRI di Tokyo. PP Muhammadiyah diwakili oleh Ketua Umum, Haedar Nashir, sedangkan KBRI Tokyo diwakili oleh Duta Besar RI untuk Jepang, Heri Akhmadi.
Tandatangan sendiri disaksikan oleh Atase Pendidikan KBRI Tokyo Jepang, Ketua Majelis Diktilitbang PP Muhammadiyah, Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jepang, dan sekian rektor Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA).
“Ini acara yg ketiga antara Muhammadiyah dengan KBRI Jepang yang dalam tahap ketiga ini kita melangkah lebih maju lagi dengan penandatanganan MoU untuk program pengembangan sumber daya manusia, pelatihan, dan inovasi pendidikan termasuk di dalamnya mengembangkan program-program yang bersifat digital atau pendidikan lewat lembaga pendidikan yang kita punya sekarang ini termasuk di dalamnya Universitas Siber Muhammadiyah seta berbagai program lain yang bisa memajukan pendidikan Indonesia,” ungkap Haedar Nashir.
Kami percaya program kerjasama ini akan menjadi tonggak, menjadi milestone, menjadi ma’alim fi thariq dari kita bersama untuk memajukan Indonesia,” pungkas Haedar.
Sementara itu Duta Besar RI untuk Jepang, Heri Akhmadi mengaku berbahagia dapat memperkuat kerja sama dengan Persyarikatan Muhammadiyah. Sebagai kepanjangan tangan pemerintah Indonesia, KBRI siap bekerja sama dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, pendidikan, dan lainnya.
“Khusus dalam bidang pendidikan dan riset, KBRI Tokyo terus menginisiasi kerja sama yang meliputi bidang kesehatan seperti pengembangan vaksin, pengobatan cancer, penyediaan rumah sakit, perawatan lansia dengan kualitas dan fasilitas Jepang, transisi energi dengan pengurangan emisi, serta transformasi digital,” ungkap Heri.
Terkait MoU, dia menjelaskan kerja sama dengan Muhammadiyah dilatarbelakangi oleh program nasional Kampus Merdeka-Merdeka Belajar yang memberi kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar ke universitas berbeda selama dua semester ditambah satu semester untuk kerja praktek.
Di antara PTM yang telah menjalin kerja sama lebih dahulu secara terpisah dengan KBRI Jepang atau universitas di Jepang adalah UMY, UMM, UMB, dan lain-lain.
Tentang MoU kali ini, Heri menyebut meliputi pelatihan pendidikan dan inisiatif kolaborasi bersama, pengorganisasian terkait riset, pertukaran informasi pendidikan, kolaborasi antara institusi Muhammadiyah dengan industri terkait di Jepang, kolaborasi diseminasi informasi dan berbagai kegiatan lain yang bersifat produktif.
“Indonesia ke depan akan meluncurkan internet untuk riset dan edukasi (REN). Sudah ada tiga universitas Muhammadiyah yang masuk di dalamnya. Ke depan kami harapkan lebih banyak lagi universitas Muhammadiyah yang bisa juga menggunakan jaringan internet internasional dengan berbagai perguruan tinggi di Jepang,” harapnya.
“Semoga dengan MoU ini bisa lebih banyak kerja sama yang dibentuk pengembangan kelembagaan dan program Muhammadiyah dan KBRI sekaligus memperkuat diplomasi Indonesia dan Jepang. Musim semi musim yang dinanti, hangat udara mekar sakura. Dengan MoU ditandatangani, KBRI Tokyo dan Muhammadiyah kerja bersama,” pungkas Heri dengan pantun. (afn)
Sumber : Muhammadiyah.or.id