Jakarta-Humas BRIN. Hingga saat ini Pusat Riset Penginderaan Jauh (PRPJ) BRIN  tetap komit dengan sobat BRINDer yang telah mengikuti kegiatan BRIN Bincang Penginderaan Jauh (BRINDer) hingga seri ke-10, yang tentunya disajikan dengan cara yang lebih menarik dan lebih sempurna dengan menampilkan tokoh-tokoh istimewa serta narasumber handal dan berpengalaman dalam bidangnya. BRINDer seri ke 10 kali ini mengusung tema “Penginderaan Jauh untuk mendukung Sustainable Development Goals (SDGs)” yang diikuti oleh lebih dari 400 peserta secara online, Jum’at (14/10).

Sebagaimana diketahui bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah meluncurkan program Sustainable Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan sejak 2015. Ada 17 point yang menjadi tujuan dari SDGs tersebut, yaitu: 1. Tanpa Kemiskinan, 2. Tanpa Kelaparan, 3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera, 4. Pendidikan Berkualitas, 5. Kesetaraan Gender, 6. Air Bersih dan Sanitasi Layak, 7. Energi Bersih dan Terjangkau, 8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi,  9. Industri, Inovasi dan Infrastruktur, 10. Berkurangnya Kesenjangan, 11. Kota dan Permukiman yang berkelanjutan, 12. Konsumsi dan Produksi yang bertanggungjawab, 14. Penanganan Perubahan Iklim, 15. Ekosistem Daratan, 16. Perdamaian, Keadilan dan Kelembagaan yang Tangguh, 17. Kemitraan untuk mencapai tujuan.

Acara yang dimoderatori oleh seorang peneliti senior PRPJ BRIN, Andi Setyoko dan dipandu oleh Pranata Humas BRIN Novi Nidia tersebut menampilkan narasumber pertama dari Maxar Technologies, Weeli Liam dengan mengusung judul presentasi “Use of Remote Sensing to Support SDGs”. Dalam presentasinya, Weeli menyampaikan bahwa untuk mendukung tujuan nomor 1, 2, 3, 4, 5, dan 6, data  citra satelit penginderaan jauh resolusi tinggi dari Maxar bisa membantu untuk membuat peta populasi (population mapping). Untuk mendukung program nomor 7, 11, dan 13, data Maxar bisa dijadikan data dukung untuk pembangunan Kota dan Komunitas Berkelanjutan.

“Urbanisasi yang cepat akan memberikan tantangan baru berupa pasokan air, pembuangan limbah, kesehatan masyarakat, peningkatan emisi, dan infrastruktur yang menua,” kata Weeli Liam. Lebih lanjut Regional Manager Maxar Technologies tersebut mengatakan: “Hal tersebut baru sebagian kecil tantangan yang dihadapi oleh para perencana kota dan pemerintah. Untuk itu Maxar memberikan solusi yaitu dengan memanfaatkan citra satelit resolusi tinggi multispectral yang mencakup seluruh kota sehingga bisa memberikan gambaran yang lebih akurat di dalam mengidentifikasi area perubahan,” imbuhnya.

Untuk program nomor 3, 7, 11, dan 13 juga bisa dibantu dengan data Maxar pada kegiatan proyek penghijauan wilayah perkotaan. Program nomor 1, 8, dan 9 juga bisa menggunakan data Maxar untuk membantu Perencanaan dan Desain Jalan Raya, contohnya pemantauan Pembangunan Jalan Tol Cisumdawu (Cileunyi-Sumedang-Dawuan) yang telah selesai pengerjaannya sejak tahun 2021. Demikian juga untuk program nomor 13 dan 15, data Maxar bisa digunakan untuk membantu pemantauan penebangan hutan, penggunaan lahan, mitigasi bencana seperti letusan gunung berapi, kebakaran hutan, gempa bumi dan lain-lain. Untuk program nomor 1, 8, 12, 14, dan 16, data Maxar juga bisa membantu deteksi penangkapan ikan ilegal dan pemantauan kapal.

Narasumber kedua adalah seorang peneliti ahli utama BRIN, Dr. Orbita Roswintiarti yang memberikan paparan dengan judul “Pemanfaatan data satelit penginderaan jauh untuk mendukung pencapaian target SDGs pilar pembangunan lingkungan di Indonesia”. Orbita memaparkan bahwa dalam level global, Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2015 – 2030 meliputi 17 tujuan, 169 target dan 231 indikator. “Diperlukan tiga elemen inti untuk mencapai tujuan SDGs tersebut yaitu pertama keterlibatan sosial masyarakat; kedua pertumbuhan ekonomi, dan ketiga perlindungan lingkungan. Di samping itu harus ada lima elemen kunci yaitu pertama masyarakat; kedua sumber daya alam dan iklim; ketiga kemakmuran; keempat perdamaian; dan kelima kemitraan,” ujarnya.

Pada level nasional telah dibuatkan regulasi terkait SDGs yaitu Perpres No. 59/2017 tentang Pelaksanaan Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB); KepMen PPN No. 127/M.PPN/HK/11/2018 tentang Pembentukan Tim Pelaksana, Kelompok Kerja, dan Tim Pakar TPB Tahun 2017 – 2019; Peta Jalan SDGs Indonesia; Pencapaian SDGs 2019; KepMen PPN No. 136/M.PPN/HK/12/2021 tentang Penetapan Rencana Aksi Nasional TPB Tahun 2021 – 2024; Rencana Aksi Nasional TPB/SDGs 2021-2024, Perpres No. 111 Tahun 2022 tentang Pelaksanaan Pencapaian TPB.

Lebih lanjut Doktor alumni Atmospheric Science, North Carolina State University tersebut menjelaskan tentang  pemetaan tujuan, target, dan indikator global SDGs ke dalam empat pilar pembangunan nasional, yaitu Pilar Pembangunan Sosial ada 47 target, 87 indikator; Pilar Pembangunan Ekonomi ada 54 target, 89 indikator; Pilar Pembangunan Lingkungan ada 56 target, 77 indikator; dan Pilar Pembangunan Hukum & Tata Kelola ada 12 target, 36 indikator. Jadi total SDGs pada level nasional ada 17 tujuan, 169 target, dan 289 indikator.

Pada level regional, mantan Deputi Bidang Penginderaan Jauh LAPAN tersebut menyampaikan Rencana Aksi wilayah Asia-Pasifik tentang Aplikasi Luar Angkasa untuk Pembangunan Berkelanjutan (2018-2030) yang meliputi 188 Aksi untuk 37 target, di mana implementasinya terbagi ke dalam tiga fase yaitu fase I : 2018 – 2022; fase II: 2022 – 2026; dan fase III: 2026 – 2030. Selanjutnya Orbita memaparkan contoh-contoh pemanfaatan penginderaan jauh di Indonesia dalam mendukung target SDGs Nomor 2, 6, 11, 13, 14, dan 15.

Tak kalah menariknya, BRINDer seri 10 ini juga menampilkan narasumber ketiga dari Kementerian PPN/Bappenas, Vivi Yulaswati yang membawakan judul presentasi “Peran Penginderaan Jauh dan Data Geospasial untuk Pencapaian TPB/SDGs”. Dalam makalahnya, Vivi menyampaikan Redesain Transformasi Ekonomi yang lebih Inklusif, Berkeadilan, dan Berkelanjutan melalui enam strategi yaitu pertama SDM berdaya saing (sistem kesehatan, pendidikan, riset dan inovasi); kedua produktivitas sektor ekonomi (industrialisasi, produktivitas UMKM, modernisasi pertanian); ketiga Ekonomi Hijau (ekonomi rendah karbon dan ekonomi sirkuler, Blue Economy,  transisi energi); keempat transformasi digital (infrastruktur digital,  pemanfaatan digital, penguatan enabler); kelima Integrasi Ekonomi Domestik (Infrastruktur konektivitas super-hub/hub laut dan hub udara, domestic value chain); dan keenam pemindahan IKN (sumber pertumbuhan baru, menyeimbangkan ekonomi antar wilayah).

Di samping itu, Vivi juga menjelaskan adanya paradigma baru terkait dengan ekonomi terestrial di mana menyeimbangkan pertumbuhan dengan kemanfaatannya terhadap lingkungan, dan mempertimbangkan daya dukung dan emisi rendah karbon. Sedangkan blue economy adalah menciptakan nilai tambah dan meningkatkan produktivitas ekonomi berbasis kelautan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.

Selanjutnya, Staf Ahli Menteri Bidang Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan tersebut menerangkan tentang Status Capaian Indikator TPB/SDGs 2021, yaitu lebih dari separuh (63%) dari total 216 indikator SDGs yang tersedia datanya telah tercapai,  dan 35 indikator (16%) membaik, masih terdapat 46 indikator (21%) yang perlu perhatian khusus dan upaya percepatan agar kembali on-track. Vivi mengatakan: “Pada umumnya hampir seluruh pilar pembangunan SDGs menunjukkan kemajuan yang baik pada tahun 2021. Kemajuan yang cukup progresif terjadi di pilar pembangunan lingkungan dan ekonomi. Sebanyak 73 indikator datanya belum tersedia sehingga perlu penguatan penyediaan data”, jelasnya.

Di akhir sesi, Vivi menyampaikan tiga hal penting yang  menjadi harapan terkait dukungan teknologi penginderaan jauh dan data geospasial untuk pencapaian SDGs Indonesia, yaitu pemanfaatan penginderaan jauh diharapkan mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas cakupan data geospasial; Data dan informasi geospasial diharapkan dapat mengisi “gap data” yang tidak ditangkap oleh data statistik seperti perubahan lahan, dan batas administrasi; Pengembangan aplikasi database untuk mendukung pengumpulan data (secara  berkala & berkelanjutan), pungkasnya.

Leave a Reply